Lebatnya pepohonan besar
menjadi pemandangan utama, sesaat setelah melalui jalan yang mulai beranjak
naik di dusun Kalibuko. Sebuah pemandangan yang cukup sepi namun sejuk karena
pepohonan juga tempat yang berada dalam ketinggian bukit menoreh. Dari tempat ini
bisa juga memandang tingginya perbukitan, lembah dan hijaunya pepohonan yang
masih alami.
Lokasi tersebut, terdapat sebuah situs religi yang pada mulanya
menurut penduduk setempat adalah sebuah tempat yang dulu pernah menjadi
persinggahan Walisongo atau yang terkenal dengan tokoh Sunan kalijaga.
Nampak beberapa pemandangan yang tak lazim terlihat. Pemadangan
sebuah tatanan batu yang terletak di antara dua batang pohon. Sebuah tatanan
batu-batu kecil dan agak besar yang nampak terlihat sebagai sebuah tempat
semedi. Rupanya setelah bertanya pada pak Bakir sang juru kunci diketahui bahwa
tempat itu dulunya dipercaya sebagai petilasan dari Sunan Kalijaga yang
bersembahyang pada tempat ini.
Menurut Juru kunci, Sunan Kalijaga berada lama ditempat yang
dikenal sebagai gunung Sebatur ini. Sampai-sampai dusun yang pada waktu itu
hanya dihuni oleh 7 keluarga saja turut menjadi pengikut dari Sunan Kalijaga
ini. Gunung Sebatur inilah yang lantas dijadikan sebgai tempat bagi Sunan
Kalijaga untuk berdakwah dan bersembahyang. Sampai saat ini, banyak sekali yang
datang dari berbagai tempat untuk berziarah di tempat ini. Pada saat tertentu
semisal “nyadran” sudah barang pasti tempat ini pun menjadi salah satu tempat
religius yang dikunjungi. Saat saparan misalnya, tempat ini biasa dijadikan
sebagai tempat melakukan kegiatan yang menjadi semacam ritual rutin, yakni
kegiatan menyembelih hewan yang lantas dimasak bersama di tempat ini juga. Hal
ini nampak semakin jelas dengan adanya beberapa kuali (kendil)dari tanah yang berada
di sini.
Menurut pandangan ghoib
atau mistis, petilasan gunung sebatur ini berbentu sebagai bangunan Masjid
lengap dengan berbagai arsitektur masa lampau. Sebuah cerita mistis yang
tentunya hanya dapat dilihat oleh orang-orang tertentu.
Sebuah wahana wisata religi bagi Anda yang ingin menenangkan serta
mengendapkan hati serta fikiran yang sibuk oleh aktifitas sehari-hari. Memang
tempat ini berada pada jarak yang agak lumayan dari kota wates, kulon progo.
Melalui jalan yang agak turun naik dari pasar kokap, mengambil jalan yang lurus
naik menuju gunung kukusan. Hanya jangan khawatir juga karena jalan sudah
beraspal sehingga aksesnya tentu lebih mudah. Memang tak terlalu luas tempat
ini dalam pandangan mata kita, hanya menurut juru kunci, luas daerah ini bisa
menampung ribuan orang secara bersamaan dan disinilah keanehan yang dimiliki
tentu saja.
Bagi Anda yang datang ke tempat ini juga diharapkan jangan
mengambil batu-batu yang ada disekitar tempat ini lantaran berbagai mitos
menyertai bebatuan yang ada. Bisa-bisa hal buruk terjadi apabila tanpa ijin
mengambilnya terlebih bila bukan berasal dari keturunan Kalibuko ini. Cukuplah
ini menjadi tempat bersembahyang memohon pada kekuasaan Tuhan melalui leluhur
yang tentu dipercaya telah berada lebih dekat dengan Tuhan di Surga.
Jeng Asih, Ratu Pembuka Aura dari Gunung Muria
Jeng Asih, Ratu Pembuka Aura dari Gunung Muria
Info & pemesanan:
Padepokan Metafisika
Jeng Asih
Jl. Diponegoro 72, Pati – Jawa Tengah
Jl. Melawai Raya 17, Blok M – Jakarta Selatan
08129358989
- 08122908585
Tidak ada komentar:
Posting Komentar